:)

Tarbiyah Merubah Hidupku

Hari terakhir MOS  , salah satu kakak seniorku berkata “ besok hari jum’at di SMK ini ada kegiatan Rohani Islam Di sebut ROHIS.. naaah jangan lupa, hadiir ya dek..

Juma’t  (2007)  sekitar pukul 11.00 wib bel panjang terbunyi pertanda pelajaran sudah selesai, gerbang sekolah di jaga oleh guru piket agar siswa/i tidak boleh pulang, selain laki-laki muslim di perbolehkan pulang untuk sholat jum’at. Aku bertanya kepada guru “kenapa kami tidak di bolehkan pulang bu?? Itu mereka (sambil menunjuk ke arah laki2)  di perbolehkan pulang.
Dengan senyum ibu itu menjawab “ mereka mau sholat jum’at, apa ananda mau sholat jum’at juga?”  Gak bu, jawabku agak kesal..

tiba tiba 2 orang guru datang ke arah kami yang ramai di depan gerbang sekolah,  mau pulang tapi di tahan guru piket, ” yang merasa dirinya muslimah kemari kata seorang guru yang memakai jilbab, kami pun di bimbing masuk kelas sambil berkata” kalian ROHIS dulu” sampai di kelas ibu guru tadi menyerahkan kami dengan seorang kakak yang memakai jilbab besar. Kakak itu menyambut kami dengan ramah, sambil mengucapkan salam memperkenalkan namanya.

Subahanallah, pertemuan yang luar biasa.
setiap mengikuti mentoring , aku melihat kakak mentor memakai gamis dan kerudung besar,  sambil  berkata di dalam hatinya “ aku ingin seperti kakak ini. Entah kenapa hatiku selalu tentram melihat cara berpakaiannya.

s
emenjak aktif Mentoring, aku mulai merubah cara perpakaian. aku kagum dengan seorang akhwat kakak pementorku.Apalagi ketika mendengar tausiah yang di sampaikan oleh beliau masalah “istiqomah” ada satu kalimat yang membuat  terinspirasi  “perubahan sikap dan tingkah laku untuk menjadi yang lebih baik itu harus kita mulai dari sekarang, sebab kita tidak tahu kapan ajal menjemput kita, tahu kah kalian adik2ku “ Hidup itu pilihan, mau jadi orang baik atau jahat itu pilihan hidup yang harus kita ambil”..

awal yang pertama kali kurubah dari pakaian adalah jilbab, aku mulai melebarkan jilbab yang ku gunakan walaupun baju yang ku gunakan masih kaos panjang dan celana keper. mama heran melihatku tiba- tiba berubah melebarkan jilbab hingga menutup dada..
tapi mama tidak berkometar, selama masih baik menurutnya tidak ada masalah.
walaupun jilbabku sudah lebar tapi tetap saja tidak bisa langsung merubah diriku menjadi Muslimah yang sesungguhnya.. sifat tomboy yang aku miliki tidak bisa hilang begitu saja…
sulit bagiku mengunakan Rok, tidak bisa berlari dan jalan dengan langkah cepat..
Rok sekolah yang kugunakan sudah beberapa kali robek dan dijahit mama,,

Tapi Demi istiqomah, Aku mulai melatih diri mengunakan rok,
awalnya kelihatan aneh, aku merasa ini bukan diriku tapi demi istiqomah aku harus memilih jalan hidupku..

Aku mulai mengunakan jilbab sedikit lebar dan mengunakan rok di saat pergi les dan jalan – jalan dengan teman temanku, sebagian teman temanku merasa heran dengan perubahanku, mereka menjulukiku Ustadzah,,,

Tepat hari jum’at saat mentoring, pertanyaan – pertanyaan banyak kulontarkan kepada kakak pementorku, “kak pakaian muslimah itu baju tidak ketat, memakai rok dan memakai jilbab yang tidak tembus pandang dan menutupi dada, tapi kenapa harus pakai kaos kaki?? apa gunakan kaos kaki kak? Apa itu penting?? Kakak itu tersenyum lalu menjelaskan kepadaku pentingnya mengunakan kaos kaki.

Sudah hampir  7  bulan lebih aktif mentoring, aku merasa ilmuku tentang agama terlalu dangkal. Terkadang saat mentoring aku tidak bisa menjawab pertanyaan pertanyaan dari kakak pementor yang mengajariku. aku berusaha memperbanyak membaca buku dan aktif mentoring.


Kelas 2 SMK semester 3 tiba saatnya pergantian pengurus Rohis, aku dan 5 temanku terpilih menjadi pengurus Rohis, aku di angkat menjadi kordinator kaderisasi di akhwat. 
selain di ROHIS, aku juga punya amanah di OSIS, aku mendapat amanah menjadi ketua departemen seni dan budaya,  sebagai Korwat kaderisasi tugasku mendata setiap orang yang ikut mentoring,, amanah yang berat, karena di sekolahku ada  4 jurusan dan ada 18 kelas, tugasku mendata bagian akhwat yang ikut mentoring setiap jum’at hadir atau tidak, guru agamaku, memberikan aku masukan untuk absensi Rohis 

Setiap Jum’at di bukukan, aku di suruh membeli buku Besar yang biasa di pake anak akuntansi untuk catatan, di situlah aku rekap kembali absen yang hadir mentoring dan yang absen. setiap jum’at aku menjalankan absensi mentoring, selesai mentoring aku rekap kembali absensi nya di buku, setiap sebulan sekali, guru agamaku mengambil nilai dari absensi mentoring.. karena di sekolahku mentoring itu di WAJIBKAN, jika tidak ikut mentoring maka ada sangsi yang di berikan guru agama.. 
yaitu nilai agama jelek, walaupun saat ujian dapat nilai 100. Bisa saja hasil akhir saat menerima rapor tidak mendapatkan nilai 100 karena nilainya berkurang jika tidak mengikuti mentoring.. dan terbukti ketika penerimaan rapor salah satu dari temanku yang jarang mentoring mendapatkan nilai agama kurang bagus..
mentoring  ini di tekankan dan wajib bagi siswa/i muslim. bahkan setiap siswi yang beragama islam di wajibkan memakai jilbab di sekolah.

Aku bangga ketika dibilang ga modis, dengan memakai jilbab lebar dan bergamis
karena itu adalah pakaian surga  yang menjaga dan menghormati diriku..
Awalnya karena terpaksa, terpaksa ikut mentoring karena takut nilai agama jelek, terpaksa memakai jilbab, tapi di balik keterpaksaan itu ada hidayah Allah..


2 komentar:

sabto hutomo mengatakan...

tulisan anti bagus juga... :)
ikuti juga blog ane yah.. :D

http://anakhamfarajuos.blogspot.com/

Unknown mengatakan...

makasih. Insya Allah :)

Posting Komentar

Hello There

Kisah - kisah inspirasi

Pemenang tidak pernah menyerah dan orang yang menyerah tidak akan pernah menang

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Tarbiyah Merubah Hidupku

Hari terakhir MOS  , salah satu kakak seniorku berkata “ besok hari jum’at di SMK ini ada kegiatan Rohani Islam Di sebut ROHIS.. naaah jangan lupa, hadiir ya dek..

Juma’t  (2007)  sekitar pukul 11.00 wib bel panjang terbunyi pertanda pelajaran sudah selesai, gerbang sekolah di jaga oleh guru piket agar siswa/i tidak boleh pulang, selain laki-laki muslim di perbolehkan pulang untuk sholat jum’at. Aku bertanya kepada guru “kenapa kami tidak di bolehkan pulang bu?? Itu mereka (sambil menunjuk ke arah laki2)  di perbolehkan pulang.
Dengan senyum ibu itu menjawab “ mereka mau sholat jum’at, apa ananda mau sholat jum’at juga?”  Gak bu, jawabku agak kesal..

tiba tiba 2 orang guru datang ke arah kami yang ramai di depan gerbang sekolah,  mau pulang tapi di tahan guru piket, ” yang merasa dirinya muslimah kemari kata seorang guru yang memakai jilbab, kami pun di bimbing masuk kelas sambil berkata” kalian ROHIS dulu” sampai di kelas ibu guru tadi menyerahkan kami dengan seorang kakak yang memakai jilbab besar. Kakak itu menyambut kami dengan ramah, sambil mengucapkan salam memperkenalkan namanya.

Subahanallah, pertemuan yang luar biasa.
setiap mengikuti mentoring , aku melihat kakak mentor memakai gamis dan kerudung besar,  sambil  berkata di dalam hatinya “ aku ingin seperti kakak ini. Entah kenapa hatiku selalu tentram melihat cara berpakaiannya.

s
emenjak aktif Mentoring, aku mulai merubah cara perpakaian. aku kagum dengan seorang akhwat kakak pementorku.Apalagi ketika mendengar tausiah yang di sampaikan oleh beliau masalah “istiqomah” ada satu kalimat yang membuat  terinspirasi  “perubahan sikap dan tingkah laku untuk menjadi yang lebih baik itu harus kita mulai dari sekarang, sebab kita tidak tahu kapan ajal menjemput kita, tahu kah kalian adik2ku “ Hidup itu pilihan, mau jadi orang baik atau jahat itu pilihan hidup yang harus kita ambil”..

awal yang pertama kali kurubah dari pakaian adalah jilbab, aku mulai melebarkan jilbab yang ku gunakan walaupun baju yang ku gunakan masih kaos panjang dan celana keper. mama heran melihatku tiba- tiba berubah melebarkan jilbab hingga menutup dada..
tapi mama tidak berkometar, selama masih baik menurutnya tidak ada masalah.
walaupun jilbabku sudah lebar tapi tetap saja tidak bisa langsung merubah diriku menjadi Muslimah yang sesungguhnya.. sifat tomboy yang aku miliki tidak bisa hilang begitu saja…
sulit bagiku mengunakan Rok, tidak bisa berlari dan jalan dengan langkah cepat..
Rok sekolah yang kugunakan sudah beberapa kali robek dan dijahit mama,,

Tapi Demi istiqomah, Aku mulai melatih diri mengunakan rok,
awalnya kelihatan aneh, aku merasa ini bukan diriku tapi demi istiqomah aku harus memilih jalan hidupku..

Aku mulai mengunakan jilbab sedikit lebar dan mengunakan rok di saat pergi les dan jalan – jalan dengan teman temanku, sebagian teman temanku merasa heran dengan perubahanku, mereka menjulukiku Ustadzah,,,

Tepat hari jum’at saat mentoring, pertanyaan – pertanyaan banyak kulontarkan kepada kakak pementorku, “kak pakaian muslimah itu baju tidak ketat, memakai rok dan memakai jilbab yang tidak tembus pandang dan menutupi dada, tapi kenapa harus pakai kaos kaki?? apa gunakan kaos kaki kak? Apa itu penting?? Kakak itu tersenyum lalu menjelaskan kepadaku pentingnya mengunakan kaos kaki.

Sudah hampir  7  bulan lebih aktif mentoring, aku merasa ilmuku tentang agama terlalu dangkal. Terkadang saat mentoring aku tidak bisa menjawab pertanyaan pertanyaan dari kakak pementor yang mengajariku. aku berusaha memperbanyak membaca buku dan aktif mentoring.


Kelas 2 SMK semester 3 tiba saatnya pergantian pengurus Rohis, aku dan 5 temanku terpilih menjadi pengurus Rohis, aku di angkat menjadi kordinator kaderisasi di akhwat. 
selain di ROHIS, aku juga punya amanah di OSIS, aku mendapat amanah menjadi ketua departemen seni dan budaya,  sebagai Korwat kaderisasi tugasku mendata setiap orang yang ikut mentoring,, amanah yang berat, karena di sekolahku ada  4 jurusan dan ada 18 kelas, tugasku mendata bagian akhwat yang ikut mentoring setiap jum’at hadir atau tidak, guru agamaku, memberikan aku masukan untuk absensi Rohis 

Setiap Jum’at di bukukan, aku di suruh membeli buku Besar yang biasa di pake anak akuntansi untuk catatan, di situlah aku rekap kembali absen yang hadir mentoring dan yang absen. setiap jum’at aku menjalankan absensi mentoring, selesai mentoring aku rekap kembali absensi nya di buku, setiap sebulan sekali, guru agamaku mengambil nilai dari absensi mentoring.. karena di sekolahku mentoring itu di WAJIBKAN, jika tidak ikut mentoring maka ada sangsi yang di berikan guru agama.. 
yaitu nilai agama jelek, walaupun saat ujian dapat nilai 100. Bisa saja hasil akhir saat menerima rapor tidak mendapatkan nilai 100 karena nilainya berkurang jika tidak mengikuti mentoring.. dan terbukti ketika penerimaan rapor salah satu dari temanku yang jarang mentoring mendapatkan nilai agama kurang bagus..
mentoring  ini di tekankan dan wajib bagi siswa/i muslim. bahkan setiap siswi yang beragama islam di wajibkan memakai jilbab di sekolah.

Aku bangga ketika dibilang ga modis, dengan memakai jilbab lebar dan bergamis
karena itu adalah pakaian surga  yang menjaga dan menghormati diriku..
Awalnya karena terpaksa, terpaksa ikut mentoring karena takut nilai agama jelek, terpaksa memakai jilbab, tapi di balik keterpaksaan itu ada hidayah Allah..


2 komentar:

sabto hutomo mengatakan...

tulisan anti bagus juga... :)
ikuti juga blog ane yah.. :D

http://anakhamfarajuos.blogspot.com/

Unknown mengatakan...

makasih. Insya Allah :)

Posting Komentar

Pages

About

Diberdayakan oleh Blogger.

Ahlan Wa Sahlan



Followers